Cerpen Dalam Cerpen a la Etgar Keret

7:49 PM



Syahdan, karya Etgar Keret berjudul Creative Writing ini nyatanya mampu menyihir manusia yang jarang baca cerpen!

.

Etgar Keret menggunakan karakter sepasang suami-istri bernama, Aviad dan Maya. Aviad merupakan suami yang kerap berhutang waktu dengan istrinya, untuk urusan kerja. Ia bisa dikatakan sebagai suami sukses. Tapi ironisnya, Aviad menikahi seorang wanita yang tidak memiliki aktivitas. Tiap malam dihabiskannya dengan duduk tegap di atas sofa tanpa membaca buku, tanpa menonton tivi, tanpa menangis. Hanya duduk.

.

Sampai suatu waktu, Aviad menyarankan istrinya untuk ikut kelas menulis kreatif agar bisa mengeksplor dirinya lebih dalam. Maya langsung mufakat dengan saran tersebut tanpa perlu berpikir panjang. Ia bahkan sangat semangat ketika memulai menulis untuk pertama kalinya.

.

Tulisan pertama Maya menuai tanggapan baik dari pengajarnya. Terlebih di bagian ending. Dimana si tokoh utama mati karena tidak bisa melakukan reproduksi. Maya memang membuat si tokoh utama tidak bisa membelah diri sebagaimana cara reproduksi orang lain di cerita itu. Celakanya, Aviad menilai ending cerita itu sangat buruk, dan mudah ditebak. Sikap berapi-api Maya menceritakan pujian-pujian yang didapatnya dari pengajar dan teman kelasnya, membuat Aviad enggan memberi saran agar ending itu diganti.

.

Cerita kedua diberi judul "Separuh Kumis" oleh Maya. Setting ceritanya adalah sebuah dunia dimana penghuninya hanya bisa melihat orang yang dia cintai. Maya menggunakan karakter sepasang suami istri dalam cerita ini. Suatu waktu, sang istri berjalan seenaknya hingga menabrak suaminya dan gelas yang dipegang suaminya itu jatuh. Kejadian itu menyulut bara kecemasan bagi suami. Beberapa waktu setelahnya, sang istri tanpa sengaja menduduki suaminya yang tidur di sofa. Kecemasan sang suami semakin menjadi. Ia akhirnya melalukan hal ekstrem; mencukur separuh kumisnya serta menating seikat bunga anemone sepulang kerja. Sang istri bersimpuh terimakasih hingga sang suami langsung merasakan bagaimana istrinya berusaha menyanggah udara di sekitarnya hanya untuk mendaratkan sebuah ciuman.

.

Maya bercerita dengan raut muka kegirangan atas cerita keduanya itu. Karena beberapa teman sekelasnya sampai meneteskan air mata mendengar ceritanya. Namun, di malam itu, Aviad membentaknya karena Maya lupa menyampaikan pesan kepadanya. Pertengkaran sepele ini akhirnya disudahi dengan permintaan maaf Aviad seraya mengungkapkan berapa stresnya dia di kantor.

.

Cerita ketiga Maya adalah tentang seorang wanita yang melahirkan anak kucing. Tiap malam anak kucing tersebut selalu tidur di atas tong sampah. Sang bapak yang hendak membuang sampah, merasa terintimidasi oleh tatapan anaknya. Perkelahian keduanya pun tak dapat dielakkan. Sang bapak mendapat luka di sekujur tubuhnya, namun luka batinnya akibat dipermalukan oleh sang anak, lebih perih ia rasa. Beruntung erangan sang anak yang seolah meminta maaf, dan memanggilnya “papah” berhasil mengembalikan keharmonisan keluarga itu. Aviad tak kuasa membendung airmatanya ketika membaca paragraf terakhir cerita yang ditulis Maya jauh sebelum istrinya hamil tersebut.

.

Beberapa waktu setelahnya, Aviad secara diam-diam menemui pengajar Maya. Ia ingin belajar menulis! Sang pengajar kemudian menyuruhnya memulai menulis untuk pertama kalinya.

.

Aviad memulai ceritanya dengan seekor ikan yang tiba-tiba terkena sihir menjadi manusia. Sempat ikan tersebut mencari si penyihir agar bisa kembali menjadikannya seekor ikan, karena tidak terbiasa hidup sebagai manusia. Usahanya tersebut tak berbuah hasil, namun berkat otak ikan yang memang cerdas, ia berhasil menjadi kaya raya sebagai manusia. Sempat pula menikahi seorang wanita. Hari-harinya sangat sibuk, hingga ia lupa bahwa ia adalah seekor ikan. Sampai di waktu dia tua, ia ingin kembali menjadi ikan, renang bebas di lautan.

.

Cerita tersebut belum sepenuhnya tuntas, tapi Aviad meletakkan penanya sambil membisikkan kalimat penuh sesal kepada pengajarnya "aku tidak punya ending."
.


Kalimat itu pulalah yang mengakhiri cerpen dalam cerpen yang berjudul Creative Writing ini. Jika boleh disimpulkan, Etgar Keret mencoba bertutur  bahwa karakter Maya ingin mendapatkan hasil dari cintanya dengan Aviad; anak. Betapapun caranya harus membelah diri. Anak tersebut tentunya bukan untuknya semata, melainkan berdua dengan Aviad. Bunga anenome yang sempat ada di tulisan kedua Maya, adalah sebuah simbol ketulusan cinta Aviad yang ingin dia dapat. Sedangkan lewat cerita yang dibuat Aviad, Etgar Keret menyampaikan pesan; bagaimanapun juga, “kembali” adalah tempat paling menenangkan. Kembali menjadi kita, tentunya.


.

Tapi, lepas dari itu, saya jadi beranggapan kalau cerita yang baik tetap manis meski tanpa ending.

link cerpen Crative Writing : di sini

You Might Also Like

0 komentar

Pembaca

Flag Counter

Teman