Kabupaten Mojokerto memang tidak sebesar Kabupaten lain yang ada di Jawa Timur, seperti Kabupaten Malang. Tapi, siapa kira bahwa di Kecamatan Trowulan yang merupakan satu dari 18 Kecamatan di Mojokerto terdapat sebuah Patung Budha Tidur terbesar ketiga di dunia, setelah Nepal dan Thailand!

Lokasinya searah dengan perjalanan saya kembali ke Surabaya dari Kedung Cinet, Jombang. Detail tempatnya berada di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Masih dalam kawasan wisata Trowulan dan sangat dengan kantor BP3 Jatim, jadi cukup mudah untuk menemukan keberadaan Patung yang memiliki panjang 22 meter ini.

Saking mudahnya, dengan mengandalkan kendaraan umum saja sudah bisa sampai di tempat ini. Jika dari Surabaya, naik bus dengan tujuan ke arah Jombang. Perjalanan ±2 jam dengan jarak tempuh 62, 7 KM. Bus dengan tujuan Jombang akan melintasi Kecamatan Trowulan, jadi jika sudah sampai di Trowulan, segeralah turun dan bayar.

Lanjut perjanalan dengan jalan kaki, karena Patung Budha Tidur berada di tengah-tengah rumah padat penduduk. Sudah ada plat yang akan mempermudah perjalan menuju ke Patung yang mulai dibuat tahun 1993 silam tersebut.

Waktu kami mengunjungi tempat ini, hanya dikenakan biaya Rp. 2.000 /orang untuk HTM dan Rp. 2.000 untuk parkir kendaraan (motor).

Pemandangan pertama yang nampak dengan jelas adalah Gedung Sasono Bhakti yang di sisi sampingnya terdapat patung Budha dari batu dengan kedua telapak tangannya saling menempel.

Lalu pada perjalanan ke obyek wisata utama -Patung Budha Tidur- taman-taman sejuk akan menyambut pengunjung dengan ramah, termasuk kami. Hal menarikya adalah Popularitas dari Patung Budha Tidur ini ternyata cukup besar.

Akan cukup susah mengambil foto Patung Budha Siddarta Gautama tersebut dalam keadaan sepi. Setiap frame foto pasti ada orang yang juga sedang foto. Bukti dari banyaknya masyarakat yang berkunjung. Tua, muda, remaja, anak-anak,  campur jadi satu di depan Patung dengan membawa seperangkat alat narsisnya masing-masing.

Pada sekitar Patung Budha, terdapat kolam air yang ditumbuhi bunga teratai, menggambarkan kehidupan Budha dan Ajaran Budha. Sedikit agak jauh, terdapat tempat ibadah umat Budha. 

Konon, tempat ini dulunya hanya digunakan untuk pemeluk agama Budha saja, tapi dalam perkembangannya tempat ini menjadi obyek wisata alternatif.