Main-Main ke Lombok dan Gili Trawangan

1:52 AM

Blur Blur Club

Akhir bulan Januari 2018 kemarin saya bersama 3 teman melancong ke pulau yang memiliki review bagus dikunjungi untuk berlibur/travelling. Kami ke sana tujuannya berlibur, jadi gak nggembel-nggembel banget. Kami berangkat hari kamis pulang ke Surabaya hari minggu, 4 hari 3 malam. 2 malam habis di pulau Lombok, sisanya habis di pulau Gili Trawangan (yang wajib dikunjungi kalo ke Lombok sih). Saya mencatatnya ini mungkin tidak lengkap karena persiapan dan catatan yang minim, jadi saya tulis seingatnya saja, mohon maaf sebelumnya, hehehehe.

Berangkat dari Surabaya ke Lombok mengandalkan jasa transportasi udara, AirAsia, ini sangat saya rekomendasikan karena sering memberikan promo dan menguji adrenalin dengan kejutan delaynya (seperti yang sering viral di facebook atau media sosial lainnya). Yah, hitung-hitung sebelum terjadi hal-hal buruk mental kita sudah diuji oleh delaynya AirAsia, hahaha. Saya pesan tiket pesawat lewat Traveloka karena memang ada promo waktu itu, tapi saya lupa harganya berapa, hehehehe.

TIPS Beli Tiket Pesawat Online Murah :

  • Beli tiket di hari Selasa dan Rabu (karena biasanya pihak maskapai akan memberikan promo di hari Senin sore.
  • Jangan beli tiket di hari Minggu, harganya bisa naik 2 kali lipat.
  • Harga tiket bisa berubah 3 kali dalam sehari, jadi sering-sering cek harga tiketnya.
  • Dini hari adalah waktu yang pas untuk berburu tiket pesawat online murah, karena harganya bisa turun drastis.
  • Follow akun sosial media maskapai dan subscribe website mereka agar selalu update mengenai promo harganya.
Tapi untungnya waktu berangkat ke Lombok dari Surabaya tidak mengalami delay, take off pas pukul 06.55 WIB sampai 09.55 WITA (waktu jadi cepat 1 jam karena transisi WIB ->WITA). Sampai di bandara International Lombok banyak opsi yang bisa digunakan untuk menuju hotel/penginapan yang kebanyakan di kota Mataram, bisa dengan menyewa motor (1 hari Rp 70 ribuan + biaya anter ke bandara Rp 15 ribuan), bisa mengandalkan bus (Rp 30 ribuan ke Mataram) atau bisa juga menggunakan taxi (Rp 120 ribuan). Karena kami berempat jadi memilih pakai taxi.

Sebelum istirahat di Hart Hotel (penginapan kami), makan-makan dulu di samping Mataram Mall, namanya restonya Dirgahayu. Kami memesan nasi goreng + es cendol, 3 gelas kopi + 2 ayam goreng + 4 nasi dll saya lupa, hehehe, total hanya Rp 195 ribuan. Dengan menu makanan dan minuman sebanyak itu sangat setimpal dengan uang yang kami bayarkan. Sama seperti kebanyak restoran di Surabaya (untuk harganya).

Menuju ke Hart Hotel kami menyewa 2 motor (motor-motor tersebut diantar ke RM Dirgahayu, jadi kayaknya bisa request nih kalo mau nyewa motor nanti motornya diantar kemana). Kami nyewa motor di @lombokmotorbike.


Hart Hotel cukup baik pelayanannya, mbak-mbak dan mas-mas di sana sangat ramah dan baik. Kamarnya bagus, fasilitasnya lengkap, ada AC, TV, air panas, Wifi, sarapan, interior yang cukup keren. Nyamanlah. Tapi di kamar saya no. 5 (apa gitu lupa) di bagian atap kamar mandi ada ventilasi itu buat apa ya ? Serius nanya nih, gak penting sih, gak ganggu kegiatan mandi juga, cuma bikin penasaran aja. Tiap mandi saya hadap ke ventilasi itu loh. FYI.

Oh iya, pelayanannya cukup baik, pernah setelah main kami pulang cukup larut sampai hotel dengan keadaan basah karena hujan dan secara gak sadar kunci motor masih nyangkut di motornya, tapi untungnya sama mbak/masnya di simpen lengkap dengan helm-helm kami. Ini cukup krusial sih, mengingat itu kan motor dan helm sewaan.

***

#teamkopidingin
Nah, kebaikan lain juga kami dapat ketika ngopi di verve beach club, keesokan harinya. Tempat ngopi ini konsepnya keren, berada di bibir pantai dan ada bagian in/outdoornya. Jadi bisa liat laut langsung sambil tiduran di kursinya yang luas nan lebar. Kami ngopi di sini sekitar pukul 16.00 WIB dan bertempat di depan 2 orang yang sedang asik ngobrol, satu perempuan Indonesia dan satu bule. Ketika mas bulenya pergi entah ke toilet atau ke mana, tiba-tiba perempuan tersebut menghampiri kami sambil mengarahkan kamera depan hp-nya kami. Dia ternyata sedang video-call-an lalu tiba-tiba bilang "iya ini tante sama keponakan-keponakan tante nih, di sini" sambil memberi kode ke kami untuk say hello ke orang yang divideocallin itu. Entah maksudnya apa, tapi lucu sih. Halo Tante, kalo mungkin baca tulisan ini, lain kali kalo gitu jangan ndadak lah tante, biar saya juga bisa insta stories.

Keponakan-keponakannya tante
Pulang dari verve pukul 22.00 WIB niatnya tidak sampai lama tapi karena hujannya cukup lebat dan angin kenceng jadi terpaksa neduh di situ. Di tengah-tengah kami neduh, listrik mati, mereka tidak ngusir loh, malah memberi kami lilin kecil di tengah meja. Situasi menjadi; empat laki-laki tanpa ada internet/listrik dalam keadaan hujan duduk saling berhadapan dengan lilin kecil di tengah meja. Sangat gak enak, dibilang romantis itu jijik, dibilang syahdu malah mirip ritual mau ngepet.

Untuk harga kopi dan makanannya sendiri cukup mahal, mungkin karena konsepnya yang kebacut keren kali yah. Rata-rata harganya di atas Rp 50 ribuan. Tapi rasanya juga enak kok, kopi avocadonya itu apalagi.

***

Di Lombok memang kami sangat sedikit mengeksplor tempat wisata, karena selain cuacanya yang sering hujan, ternyata tempat yang sangat ramai di Lombok ada di Senggigi sementara hotel kami berada di Mataram. Butuh waktu sekitar 30 - 45 menit untuk perjalanan. Jadi, lain kali kalau ada yang ke Lombok mending menyewa penginapan di Senggigi.

Perjalanan kami lanjutkan ke Gili Trawangan. Dari Lombok ke Gili Trawangan harus menyebrang laut, gak lama cuma sekitar 10 - 15 menit saja. Dari hotel ke pelabuhan kami menyewa gocar. Sialnya waktu driver gocar sudah mau nyampek, hp irwan jatuh dan kepencet batal.

Pas driver gocarnya nyampek, saya kira marah, ternyata malah tanya " jadi mas?" Perjalanan pun lanjut tanpa aplikasi gojek, sistem offline saja, wkwk.

Selama perjalanan bapak driver cerita banyak, mulai dari keluarganya sampai mantan istrinya. Yang paling saya ingat sih cerita beliau yang pernah nganter penumpang ke senggigi, ordernya malam sekitar 22.00 WITA ke salah satu bar/cafe gitu, tapi si bapak disuruh nunggu sampai selesai. Tiba-tiba istri dari penumpang tersebut menelpon hp bapak. Kok bisa ? Ternyata yang ngirim no hp si bapak ke istri penumpangnya adalah penumpangnya sendiri, si suaminya. Alasannya buat meyakinkan si istri biar gak disangka pergi sama cewek, gitu.

Si istri bilang "Pak, apa bener suami saya yang bernama ******** sama bapak ?
"Betul, bu"
"Oh ya udah pak, gak apa, tadi saya cek dompet suami saya gak ada uang cash, cuma bawa ATM. Saya khawatir kenapa-kenapa kalo sendirian, pak."

Si bapak itu bilang ke kami, "kan goblok ya istrinya, ngapain khawatir gak bawa uang cash kalo udah megang ATM ? Itu uang di ATM nya ada kali 5 kali lebih banyak daripada cashnya."

"hahhahahaha, bener juga, pak."

"Jadi pingin punya istri kayak gini, dah. hahahahaha"

***

Sampai di Gili Trawangan kami disambut dengan pemandangan para bule berbikini ria. Sungguh menyenangkan~

Kolam  renang di villa phyphy 2

Kami menginap di villa phyphy 2, tempat tidak jauh dari pelabuhan. Dua-tiga kali gocekan lah, nyampek. Tapi sebenarnya emang pulaunya kecilnya, hehehhe. Di Gili Trawangan ini tidak ada motor, loh. Kebanyakan alat transportasinya adalah sepeda dan dokar. Jadi kebayang kan kualitas udaranya kayak gimana ?

Villa Phyphy 2 memiliki fasilitas yang juga cukup keren, mulai dari AC, Wifi nya kenceng, kolam renang depan kamar, dan kalau mau pesen kopi, sarapan, atau semacamnya cukup dekat.

Hari pertama di Gili Trawangan tidak banyak aktivitas yang dilakukan selain makan, liat bule bikinian yang banyaknya minta umpan, dan ke bar, yoi. Berhubung saya tidak suka mabok dan tidak ngerokok juga, jadi opsi terakhir agar tidak terlihat cemen di depan para bule dan lainnya yang mabok, saya pesan cola yang kemasannya mirip bir jadi bisa memanipulasi, seakan-akan minum bir. Tapi kampretnya si irwan malah pesen jus jeruk. Ini kan gak adil, meski cola tidak memabukkan tapi seenggaknya kalo diminum terus-menerus buat perut kembung, cuk. Kalo jus jeruk semakin banyak diminum malah semakin sehat si irwan.

Virgoun - Bukti

Di Gili Trawangan ini hampir 70% adalah resto, bar dan cafe, jadi kalo cari makanan yang biasa dimakan di Jawa sedikit susah. Mayoritas resto menawarkan menu ikan laut dan teman-temannya. Harganya juga gila sih, secangkir kopi hitam saja Rp 20 ribu. Tapi masih ada kok nasi + lauk yang harganya di bawah Rp 20 ribuan.

Support your local drink

***

Hari kedua di Gili Trawangan bener-bener liburan, nih. Dimulai dari snorkling, biayanya sekitar Rp 200 ribu ini plus nyewa gopro. Kami bisa milih 2 peralatan, yakni kacamata + alat bantu pernapasan (yang kayak punya ninja hatori itu) sama pelampung. Tapi ada juga yang gak pake pelampung tapi diganti dengan sepatu kodok.

Buat yang suka renang atau takut renang mending jangan snorkling, sih. Gini, divingnya itu ada di 3 tempat, gili trawangan, gili meno, dan gili air. Perjalanan naik kapalnya cukup lama, loh. Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WITA baru balik ke gili trawangan sekitar pukul 14.00 WITA. Takutnya bukannya diving malah sudah mabuk kapal duluan, soalnya kemarin ada wisatawan ibu-ibu (kayaknya dari Malay) yang gak snorkling sama sekali karena mabuk duluan di kapalnya, mubadzir kan ? Atau kalau masih penasaran dan sayang gitu kayaknya udah jauh-jauh ke Gili Trawangan tapi gak snorkling, mending minum antimo dulu sebelum berangkat.

Apa tuh di belakang ?
Saya sendiri cuma sekali ikut snorkling waktu di gili air. Gak enak, cuk, karena emang gak bisa renang dan capek kudu melawan ombak juga soalnya. Tapi airnya sangat jernih, terumbu karang bener-bener keliatan di depan mata.

Pulang dari snorkling kami langsung ke sunset beach untuk mengejar sunset (yaiya lah ya) dengan menggunakan sepeda yang ternyata bisa disewa setengah hari saja.

Sunset di Gili Trawangan adalah salah satu yang terbaik. Meski kami ke sana di musim hujan, tapi alhamdulillah masih bisa menikmati sunset yang begitu indah.

#nofilter #hengponjadul

#bahagiaitusederhana
Di sunset beach ini banyak spot yang bagus untuk menikmati sunset, yang paling bagus adalah yang ada ayunannya, tapi sayang waktu kami ke sana sudah full ditempati oleh mas/mbak bule. Kami kebagian di pinggir tapi tetep keren kok.

***

Besoknya, kami langsung pulang ke Surabaya. Perjalanan dimulai naik kapal nyebrang laut ke lombok yang ombaknya sedang gila waktu itu, lanjut naik taksi ke bandara. Kami kembali naik AirAsia, kalau waktu berangkat tidak ada kendala, kini pesawat mengalami delay sekitar satu jam. Gak masalah, toh waktu pulang gak buru-buru juga.

***

Total biaya perjalanan ini perorang mencapai : Rp 1.800.000-an*

* Sudah termasuk makan 4 hari.

Sekian, terimakasih.

You Might Also Like

0 komentar

Pembaca

Flag Counter

Teman