Pada Suatu Libur di Taman Sari dan Borobudur

12:23 AM

"Traveling adalah utuh. Tanpa traveling, kebutuhan hidup hanya menjadi keban hidup."


Traveling bukan sekedar liburan atau jalan-jalan. Tapi sudah menjadi kebutuhan hidup yang dilakukan secara natural, seperti nafas dan makan.


Kebetulan di bulan mei tahun ini, terselip weekends panjang yakni tanggal 14-17. Kami memutuskan  mengambil tanggal tersebut untuk menyibukkan diri ber-traveling ke Yogyakarta. Sejujurnya, sudah dua kali saya menginjak bumi Yogyakarta, tapi tidak ada bosan setiap kembali mengunjunginya.

Kali ini adalah ketiga kalinya saya ke kota pelajar ini. Kalau bahasa sepakbolanya, saya sudah hattrick ke Yogya. Kota ini beda dengan kota-kota lain yang besar karena kekiniannya. Yogya hidup malah dengan budaya Jawa, yang kemudian dipercantik oleh kesederhanaan masyarakatnya.

Tak hanya itu, di provinsi Yogyakarta juga banjir tempat traveling. Pantai, gunung, goa, hingga tempat bersejarah ada di sini. Tapi, terlalu banyak pilihan malah membuat bingung. Kami pun memutuskan untuk mengunjungi tiga tempat; taman sari, pantai parangtritis, dan candi borobudur. Mengingat waktu yang terbatas.

Rencananya, berangkat dari Surabaya tanggal 15 malam. Namun karena ada sesuatu something, kami baru berangkat tanggal 16 dini hari. Molor beberapa jam.

Setiap sebab ada akibat. Dari molor waktu yang tidak lebih dari 5 jam, sunset parangtritis sepakat kami korbankan.

Wisata kami dimulai setelah makan di daerah Surakarta, yang berlanjut ke taman sari yogyakarta. Butuh lebih dari 10 jam perjalanan dari Surabaya ke sini.

Taman sari merupakan tempat sejarah yang dulu dipakai untuk pusat pemerintahan kesultanan yogyakarta. Taman sari sendiri dibangun pada tahun 1758 dan selesai tahun 1965. Dulu, taman sari memiliki 57 bangunan berupa gedung bertingkat, tempat ibadah, dapur, gudang dll.

Namun karena kurang perawatan, bangunan ini hancur satu persatu. Hanya beberapa tempat dari taman sari ini yang masih kokoh karena memang arsitekturnya kuat dan (mungkin) sedikit jauh dari pemukiman penduduk.

Dari yogyakarta menuju taman sari, cukup sulit karena tempatnya yang sudah dikelilingi rumah padat penduduk. Kalau tersesat menuju sini, lebih baik tanya ke penduduk sekitar. Jangan gunakan GPS, karena terkadang GPS menyesatkan.

Seperti kata pepatah;

"GPS-mu harimaumu" 

Bagian depan situs taman sari Yogyakarta. Biaya masuk cukup murah hanya 5000 per-orang. Dibuka hingga pukul 15.00 WIB saja, meski weekend.
Momen yang sempet ketangkep kamera, dari banyak momen yang lewat begitu saja. Gerbang carik ini (kalau gak salah) berada setelah masuk dari pintu depan.

Tampak dalam situs.

Sore di taman sari.
Gedong Madaran, berada dekat dengan pemukiman warga. Kalau mau menuju ke sini, harus melewati gang sempit diantara sela-sela rumah warga sekitar. Tempat ini cocok buat foto pre-wed :p

Cukup mengejutkan jalan-jalan di Taman Sari ini, baru sebentar jalan tapi senja sudah siap menggelapkan hari. Perjalanan kami lanjutkan keesokannya.


***

Kata orang, ke D.I.Y Yogyakarta belum sempurna kalau gak mampir ke Candi Borobudur. Masalahnya, isu tersebut sudah menyebar. Alhasil lautan manusia membanjiri salah satu Candi Terbesar di dunia ini.

Tampak depan Yogyakarta. HTM cukup murah hanya sekitar 30 ribu/orang.

Tampak dari pinggir.

Stupa berjejer rapih.

What a view.
What a view (2)


Salah dua moment yang sempet ketangkap kamera. Di sisi stupa.


Jika West sampai barat, artinya, kita pulang!

Sampai jumpa di lain libur Borobudur!

Adalah waktu yang luar biasa, bisa mengunjungi kota ini. Setiap kembali ke sini, selalu ada debar tanpa sabar. Karena Yogya, seperti tagline-nya; is time mewah.




Bentar-bentar.

Sisi lain dari Borobudur. Para penjual menjajakan dagangannya. 

Barangkali ada yang masih kuat matanya untuk lihat foto-foto lain, silahkan ke sini.

You Might Also Like

1 komentar

  1. taman sari jd ancur gitu bukan krn kurang perawatan, tapi karena jd korban pertempuran sm Belanda dan juga kena dampak gempa duluu banget. Yang disayangksn memang jadi banyak pemukiman d seputar taman sari. Jadi susah klo mau dipugar seperti dulu lagi.

    ReplyDelete

Pembaca

Flag Counter

Teman