Jangan cuma nyaman

9:55 PM


Sebingkai komitmen butuh alasan untuk dia bisa berjalan. Tak semua orang bisa mengisi alasan tersebut. Apalagi perihal asmara. Dua orang, dua kepala, dua hati, dua ego, bersatu suka dan duka menempuh waktu hingga salah satu diantaranya tiada.


Menyinggung alasan tersebut, belakangan telah menjadi kesepakatan umum, sebuah komitmen akan bisa terjadi jika dua manusia telah saling merasa nyaman. Nyaman saling berpendapat, berbagi waktu, bertukar cerita, hingga lupa pernah ada sakit yang mendera.Tak sedikit yang mengatakan itu barang mahal. Butuh ribuan detik untuk mendapatkannya, kadang.

Lalu jika barang tersebut sudah dimiliki, akan dijadikannya titik (.) untuk setiap kalimat pengingat.

***

Kawan lama saya berkata : " Apalah guna mendengar omongan orang tentang hubungan yang mereka sendiri tidak menjalaninya ? Bukankah lebih asyik, jika menuruti kenyamanan hati sendiri ? "

Tidak ada yang salah dari kalimat tersebut, saya pun setuju. Tapi apa makna dari nyaman yang didapat jika tidak melangkah menuju tujuan ?

Percayalah, akan tiba saatnya yang masih gembar-gembor "pokoknya nyaman" kalah dengan yang terus melangkah menuju tujuan.

Jangan terlalu bangga dengan nyaman yang didapat. Karena pasti ada akibat, meski tidak kita sadari. Siapa tahu kena sahabat. Kehilangan waktu seperti beranjak dewasa dulu. Kemudian dianggapnya, teman hanyalah miniatur kehidupan yang ditemui hanya saat ada masalah.

Bagian yang paling mengerikan adalah jika nyaman tersebut telah menutup hati dan pikiran. Menjadikan nyaman sebagai Tuhan, dan menjauhi orang terdekat, termasuk keluarga yang bertentangan dengan nyaman. Banyak yang rela bertengkar dengan keluarga hanya demi memperjuangkan nyaman.

Tak sedikit kuping saya mendengar cerita, kawan yang rela meninggalkan harta paling berharganya -keluarga- demi kenyamanan yang telah ia dapatkan dari pasangan. Menukar hangatnya hubungan kekeluargaan dengan nyaman dari pasangan.

Apa itu makna nyaman ? Enggak!

Sebingkai hubungan memang perlu nyaman, sangat malah. Tapi biarkan nyaman menjadi kaki yang membawa hubungan menuju tujuan; kebahagiaan bersama. 

Nyaman pun akan luntur esensinya jika terlalu banyak dipamerkan. Tempatkanlah banyak dia di hati, sisakan sedikit di mulut. Biarkan mata mereka yang mengerti bahwa, kita menjalani ini dengan nyaman. Kemudian...

Berkomitmenlah dengan nyaman hingga mencapai tujuan.



Bye.. :)

You Might Also Like

5 komentar

  1. Saya akan mencoba berkomitmen lebih :)

    ReplyDelete
  2. "Berkomitmenlah dengan nyaman hingga mencapai tujuan."
    Ini intinya ya kan kak

    ReplyDelete
  3. "Nyaman pun akan luntur esensinya jika terlalu banyak dipamerkan." <~ setuju banget!

    Meninggalkan keluarga demi pasangan bukan langkah bijak yg seharusnya dipilih oleh orang dewasa. Orang-orang yg menghadapi pilihan sulit antara keluarga & pasangan seharusnya menjadikan pilihan "meninggalkan keluarga demi pasangan" sabagai langkah paling akhir dari yg terakhir.

    ReplyDelete
  4. "akan tiba saatnya yang masih gembar-gembor "pokoknya nyaman" kalah dengan yang terus melangkah menuju tujuan".setuju banget karena dengan hanya nyaman tanpa melangkah sama sekali tak akan berujung pada tujuan

    ReplyDelete

Pembaca

Flag Counter

Teman