Syahdan, karya Etgar Keret berjudul Creative Writing ini nyatanya mampu menyihir manusia yang jarang baca cerpen!
.
Etgar Keret menggunakan karakter sepasang suami-istri bernama, Aviad dan Maya. Aviad
merupakan suami yang kerap berhutang waktu dengan istrinya, untuk urusan kerja.
Ia bisa dikatakan sebagai suami sukses. Tapi ironisnya, Aviad menikahi seorang
wanita yang tidak memiliki aktivitas. Tiap malam dihabiskannya dengan duduk
tegap di atas sofa tanpa membaca buku, tanpa menonton tivi, tanpa menangis.
Hanya duduk.
.
Sampai
suatu waktu, Aviad menyarankan istrinya untuk ikut kelas menulis kreatif agar
bisa mengeksplor dirinya lebih dalam. Maya langsung mufakat dengan saran
tersebut tanpa perlu berpikir panjang. Ia bahkan sangat semangat ketika memulai
menulis untuk pertama kalinya.
.
Tulisan
pertama Maya menuai tanggapan baik dari pengajarnya. Terlebih di bagian ending.
Dimana si tokoh utama mati karena tidak bisa melakukan reproduksi. Maya memang
membuat si tokoh utama tidak bisa membelah diri sebagaimana cara reproduksi
orang lain di cerita itu. Celakanya, Aviad menilai ending cerita itu sangat
buruk, dan mudah ditebak. Sikap berapi-api Maya menceritakan pujian-pujian yang
didapatnya dari pengajar dan teman kelasnya, membuat Aviad enggan memberi saran
agar ending itu diganti.
.
Cerita
kedua diberi judul "Separuh Kumis" oleh Maya. Setting ceritanya adalah
sebuah dunia dimana penghuninya hanya bisa melihat orang yang dia cintai. Maya
menggunakan karakter sepasang suami istri dalam cerita ini. Suatu waktu, sang
istri berjalan seenaknya hingga menabrak suaminya dan gelas yang dipegang
suaminya itu jatuh. Kejadian itu menyulut bara kecemasan bagi suami. Beberapa
waktu setelahnya, sang istri tanpa sengaja menduduki suaminya yang tidur di
sofa. Kecemasan sang suami semakin menjadi. Ia akhirnya melalukan hal ekstrem;
mencukur separuh kumisnya serta menating seikat bunga anemone sepulang kerja. Sang istri bersimpuh terimakasih hingga sang
suami langsung merasakan bagaimana istrinya berusaha menyanggah udara di
sekitarnya hanya untuk mendaratkan sebuah ciuman.
.
Maya
bercerita dengan raut muka kegirangan atas cerita keduanya itu. Karena beberapa
teman sekelasnya sampai meneteskan air mata mendengar ceritanya. Namun, di
malam itu, Aviad membentaknya karena Maya lupa menyampaikan pesan kepadanya.
Pertengkaran sepele ini akhirnya disudahi dengan permintaan maaf Aviad seraya
mengungkapkan berapa stresnya dia di kantor.
.
Cerita
ketiga Maya adalah tentang seorang wanita yang melahirkan anak kucing. Tiap
malam anak kucing tersebut selalu tidur di atas tong sampah. Sang bapak yang
hendak membuang sampah, merasa terintimidasi oleh tatapan anaknya. Perkelahian keduanya
pun tak dapat dielakkan. Sang bapak mendapat luka di sekujur tubuhnya, namun
luka batinnya akibat dipermalukan oleh sang anak, lebih perih ia rasa.
Beruntung erangan sang anak yang seolah meminta maaf, dan memanggilnya “papah”
berhasil mengembalikan keharmonisan keluarga itu. Aviad tak kuasa membendung
airmatanya ketika membaca paragraf terakhir cerita yang ditulis Maya jauh
sebelum istrinya hamil tersebut.
.
Beberapa
waktu setelahnya, Aviad secara diam-diam menemui pengajar Maya. Ia ingin
belajar menulis! Sang pengajar kemudian menyuruhnya memulai menulis untuk
pertama kalinya.
.
Aviad
memulai ceritanya dengan seekor ikan yang tiba-tiba terkena sihir menjadi
manusia. Sempat ikan tersebut mencari si penyihir agar bisa kembali
menjadikannya seekor ikan, karena tidak terbiasa hidup sebagai manusia.
Usahanya tersebut tak berbuah hasil, namun berkat otak ikan yang memang cerdas,
ia berhasil menjadi kaya raya sebagai manusia. Sempat pula menikahi seorang
wanita. Hari-harinya sangat sibuk, hingga ia lupa bahwa ia adalah seekor ikan.
Sampai di waktu dia tua, ia ingin kembali menjadi ikan, renang bebas di lautan.
.
Cerita
tersebut belum sepenuhnya tuntas, tapi Aviad meletakkan penanya sambil
membisikkan kalimat penuh sesal kepada pengajarnya "aku tidak punya
ending."
.
Kalimat
itu pulalah yang mengakhiri cerpen dalam cerpen yang berjudul Creative Writing ini. Jika boleh
disimpulkan, Etgar Keret mencoba bertutur bahwa karakter Maya ingin
mendapatkan hasil dari cintanya dengan Aviad; anak. Betapapun caranya harus
membelah diri. Anak tersebut tentunya bukan untuknya semata, melainkan berdua
dengan Aviad. Bunga anenome yang
sempat ada di tulisan kedua Maya, adalah sebuah simbol ketulusan cinta Aviad
yang ingin dia dapat. Sedangkan lewat cerita yang dibuat Aviad, Etgar Keret
menyampaikan pesan; bagaimanapun juga, “kembali” adalah tempat paling
menenangkan. Kembali menjadi kita, tentunya.
.
Tapi,
lepas dari itu, saya jadi beranggapan kalau cerita yang baik tetap manis meski tanpa ending.
link cerpen Crative Writing : di sini